Bank Indonesia Gelar Rapat Teknis TPID Pematangsiantar

Tim pengendalian inflasi daerah (TPID) kota Pematangsiantar pada periode September kembali mencatat inflasi sebesar 0,55% (mtm) atau 4,16% (yoy). Berdasarkan disagregasinya, inflasi pada periode September tersebut disebabkan peningkatan harga pada kelompok volatile foods, rapat dilaksanakan rabu di lantai tiga aula Bank Indonesia Jalan H Adam Malik Pematangsiantar, (25/10).

Kepala perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar Elly Tjan memaparkan, kelompok administered prices dan inti juga memberi kontribusi terhadap inflasi dalam besaran yang relatif kecil, yaitu inflasi pada periode September didorong peningkatan harga pada kelompok bahan makanan bergejolak (volatile foods) yang tercatat 2,58 % (mtm) dengan andil sebesar 0,450% (mtm), kelompok inti inflasi sebesar 0,06% (mtm), sementara kelompok administered prices inflasi sebesar 0,09% (mtm), dan berdasarkan pola historisya, realisasi IHK September 2017 juga terpantau lebih tinggi dibanding rata-rata tiga tahun terakhir yang tercatat inflasi 0,19% (mtm).

Elly Tjan menambahkan, peningkatan harga bahan makanan, terutama pada komoditas cabai merah menjadi penyebab inflasi pada periode September, Volatile Foods (VF) pada periode September mencatat inflasi, sebesar 2,58% (mtm) dengan andil 0,450%. Realisasi tersebut lebih tinggi dibanding periode Agustus yang inflasi 2,50% (mtm) atau 4,34% (yoy) serta lebih tinggi dibanding pola historis tiga tahun terakhir yang inflasi 0,25% (mtm). Inflasi kelompok VF disebabkan meninngkatnya harga sub kelompok bumbu-bumbuan (10,38%, mtm), buah-buahan (4,33%, mtm) dan ikan segar (0,56%, mtm).

Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok VF adalah cabai merah yang inflasi 38,77% (mtm) dengan andil 0,345% (mtm). Komoditas pangan penyumbang inflasi lainnya adalah tomat buah, dencis, jeruk nipis/limau dan tongkol/ambu-ambu. Sementara itu, komoditas VF yang mengalami penurunan harga dan menahan laju inflasi di antaranya bawang merah, udang basah dan teri. Berdasarkan hasil pemantauan harga hingga minggu III – Oktober 2017, kota Pematangsiantar diperkirakan masih akan mengalami inflasi pada periode Oktober 2017.

Tekanan inflasi masih bersumber dari peningkatan harga cabai merah. Harga cabai merah periode Oktober meningkat 17,54% (mtm), dari kisaran Rp34.000/kg pada periode September menjadi Rp40.000/kg pada periode Oktober. Hingga minggu III Oktober, cabai merah memberi andil inflasi 0,22%. Komoditas VF lainnya yang berpotensi menjadi penyumbang inflsai adalah komodits sayur-sayuran dan cabai rawit yang menunjukkan peningkatan harga.

Pada kelompok AP, perlu diwaspadai peningkatan harga LPG 3 kg di pasar yang menunjukkan peningkatan hingga minggu III Agustus, harga emas perhiasan juga menunjukkan peningkatan. Hal ini sejalan dengan indeks komoditas emas global yang juga menunjukkan peningkatan.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Syawaluddin Naibaho menjelaskan, bahwa komoditas bahan makanan yang dominan terhadap inflasi kota Pematangsiantar bulan September 2017 ada beberapa yang dominan mengalami kenaikan dan penurunan pada Oktober 2017 sampai dengan minggu III, yang mengalami kenaikan harga antara lain terigu, cabai merah, cabai rawit, cumi-cumi, mayung, kangkung, kembang kol dan sawi hijau, yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, kembung, teri, buncis, kacang panjang, kol putih/kubis, labu dan cabai hijau.

Saat dialog dan yang dipandu Asisten II bidang perekonomian Drs. H. M Akhir Harahap, bersama perwakilan dari dinas ketahanan pangan dan Pertanian memaparkan tentang kondisi hasil panen dan gagal panen yang terjadi di kota Pematangsiantar, Elly Tjan mengapreisasi laporan tersebut sekaligus menanyakan tentang kendala ketidak sesuaian harga yang terjadi selama ini.

Dalam kesempatan itu juga Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Drs.Tuahman Saragih menerangkan bahwa para petani di kota Pematangsiantar mempunyai Gakpotan, Gakpotan tersebut telah menerima bantuan dana bergulir yang harus di kembalikan, jadi hingga sekarang dana gakpotan tersebut baru 40% yang telah mengembalikan serta melakukan pengguliran dana tersebut.

Pada rapat teknis tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kota Pematangsiantar ini, tampak juga hadir mewakili Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan, Kadis Perhubungan diwakili Budi Nasution,SH, Kabag Perekonomian, Drs.Kodir Siregar. Kabag Humas Gilbert Ambarita,SH. (Humas C1/S1).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *