Tarian Adat Simalungun Sambut Kedatangan Gubsu Edy Rahmayadi

Kunjungan kerja Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi disambut tarian etnis Simalungun, Tortor Dihar dan Tortor Somba, saat tiba di rumah dinas Wali kota Pematangsiantar Hefriansyah, Jalan MH Sitorus, Rabu (3/7).

Kunjungan kerja Gubsu beserta rombongan disambut Wali kota bersama Forum Koordinasi Pemimpin Daerah Pematangsiantar, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan aparatur pemerintahan. Juga pelaku pendidikan dan masyarakat.

Dalam sambutannya Wali Kota Hefriansyah mengatakan, Kota Pematangsiantar sebagai kota hinterland yang berhawa sejuk dengan luas wilayah kurang lebih 79,97 kilometer persegi. Sangat toleran, dengan motto Sapangambei Manotok Hitei.

“Kami memiliki keyakinan, kedatangan Gubsu sangat bermakna dan suatu kehormatan bagi kami seluruh lapisan masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan organisasi dapat bertatap muka”, kata wali kota.

Ucapan terima kasih juga disampaikan wali kota kepada Gubernur Sumatera Utara atas kucuran dana bantuan keuangan provinsi tahun 2018 sebesar Rp20 miliar, dan telah digunakan untuk pembangunan kantor Lurah Bantan, Taman Beo, dan beberapa taman lainnya.

Gubsu ingin menunjukkan bahwa Sumut bisa maju, “Bagaimana kita bisa membangun desa dan menata kota. Karena itu, yang penting adalah kualitas SDM-nya yang harus kita tingkatkan,” ujar gubsu.

Seluruh unsur harus bisa bekerja sesuai perannya masing-masing. Yakni pemuka agama, pemimpin pemerintahan, dan masyarakat. Semuanya perlu saling terhubung dan berinteraksi. Karena itu diminta untuk menjaga tiga hal.

“Saya mau sampaikan tiga poin. Pertama adalah doa, karena itu sangat penting. Kedua, kita harus punya cita-cita, mau kita apakan daerah kita ini. Jangan apatis, bagaimana daerah kita jadi bagus”, sebut Edy.

Sedangkan poin ketiga, adalah toleransi. Sebab manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling mengasihi. Jika ada persaingan seperti antar agama, harusnya dalam hal kebaikan, bukan saling menjelekkan satu sama lain.

Kalau kita mau beradu, mari kita adu baik-baikan (siapa yang paling baik). Jangan agama yang satu menjelekkan orang beragama lain”, jelasnya.

Gubsu juga memotivasi masyarakat untuk tidak pernah menyerah dengan keadaan saat ini yang kurang baik. Sebab generasi penerus kelak, tergantung bagaimana generasi sebelumnya.

“Kita harus berjuang, jangan menyerah. Kalau kita menyerah, anak cucu kita akan sengsara. Makanya kita harus kompak, tujuan kita bisa sampai”, katanya. (Humas/Dian/Eva).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *